CIMSALERT 4.0: dr. Eka Prasetya Budi Mulia, Sp.JP

“Tetap Sehat dan Bugar Selama Puasa”

Haloo,CIMSA!

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa bagi teman-teman yang sedang menjalankan yaa, Semangatt puasanya!! NAHH Akhirnyaa CIMSAlert kembali lagi pada edisi ke-4 di kepengurusan 2022/2023 untuk menemani kalian semua dan kali ini merupakan edisi spesial khususnya bagi teman-teman yang sedang puasa tapi ingin tetap sehat dan bugar. Well, edisi kali ini kita mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk membicarakan topik ini bersama salah satu Alumni dengan spesialisasi di bidang kardiologi yang tentunya sudah sangat paham dengan topik yang kita bawakan kali ini nih, siapa lagi kalau bukan Alumni kita yang keren banget, dr. Eka Prasetya Budi Mulia, Sp. JP! di balik kesibukan beliau, dr. Eka tetap bersedia menyempatkan waktu dan membagikan ilmu nya kepada kita nih. Penasaran kan? yuk simak lebih lanjut untuk mengetahui penjelasannya!

1. Sebenernya apa sih dok manfaat kita menjalankan puasa dalam hal kesehatan?

Puasa dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (kolesterol total, LDL, TG), meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), dan menurunkan tekanan darah sistolik. Puasa dapat membantu menurunkan berat badan, indeks masa tubuh, dan lingkar pinggang. Puasa juga dapat memperbaiki kondisi resistensi insulin, terutama pada penderita diabetes, termasuk menurunkan kadar homosistein dan penanda inflamasi yang ikut berperan dalam terjadinya penyakit kardiovaskular.

2. Lalu dok,bagi para pengidap penyakit jantung apakah puasa tetap aman ya dok?

Pada pasien dengan penyakit jantung, efek puasa pada kinerja jantung minimal dan mayoritas tidak menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung. Puasa justru menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL sehingga dapat menurunkan resiko penyakit jantung.

Pasien jantung yang memiliki resiko rendah atau sedang diperbolehkan berpuasa, seperti pada pasien hipertensi terkontrol, angina stabil, gagal jantung yang tidak berat (LVEF >35%), implant pacu jantung, penyakit jantung katup ringan/sedang, gangguan irama jantung seperti SVT, atrial fibrilasi, atau takikardi ventrikel yang tidak berkelanjutan. Puasa Ramadhan pada pasien dengan penyakit jantung koroner (angina) kronik atau stabil secara umum aman dan tidak memiliki efek yang signifikan, bahkan pada beberapa orang mengalami perbaikan keluhan.

Pada pasien dengan resiko tinggi sebaiknya tidak berpuasa, seperti pada pasien hipertensi yang tidak terkontrol, sindrom koroner akut / infark miokard < 6 minggu, kardiomiopati hipertrofik dengan obstruksi, penyakit jantung katup yang berat, gagal jantung yang berat, gangguan irama yang tidak terkontrol, resiko tinggi gangguan irama yang fatal, dan pasien dengan defibrillator cardioverter implant.

Sedangkan pada pasien dengan resiko sangat tinggi, tidak diperbolehkan berpuasa, seperti pada pasien dengan gagal jantung yang berat yang sudah dengan terapi medis yang optimal, LVEF ≤35%, dengan gejala NYHA kelas III–IV, ≥1 rawat inap dalam 6 bulan terakhir karena gagal jantung dekompensasi dan kapasitas fungsional yang buruk. Pasien dengan hipertensi paru yang berat juga memiliki resiko yang sangat tinggi sehingga tidak diperbolehkan berpuasa.

3. Kayanya banyak temen-temen yang waktu puasa bawaannya mager olahraga karena takut capek, tapi apakah olahraga saat puasa itu boleh dan aman?

• Saat berpuasa masih aman melakukan olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang seperti jalan santai, jogging, dan bersepeda. Sebaiknya hindari olahraga berat seperti mengangkat beban berat atau lari jarak jauh selama jam puasa. Latihan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing dan mual saat berpuasa. Pilihlah waktu yang tepat seperti di pagi hari atau menjelang berbuka agar kebutuhan cairan dapat segera terpenuhi saat waktu berbuka puasa tiba.

4. Lalu dok, berdasarkan hal itu apa ya pilihan olahraga yang tepat saat puasa khususnya bagi kesehatan jantung?

• Saat berpuasa, olahraga sebaiknya dilakukan dengan intensitas ringan hingga sedang, selama 30 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Penentuan intensitas ini dapat dilakukan dengan mengukur denyut nadi dengan rumus 50%-70% x denyut nadi maksimal. Rumus denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi usia. Misalnya, pada usia 40 tahun, HR maksimum adalah 220 dikurangi 40 tahun = 180. Jika intensitas sedang, denyut nadi maksimal yang disarankan adalah 50% x 180 = 90 dan 70% x 180 = 126. Sehingga target denyut nadi saat olahraga adalah 90 hingga 126 kali per menit. 

• Cara lain adalah dengan melakukan tes bicara. Dikatakan intensitas sedang jika anda dapat mempertahankan percakapan atau mengucapkan kalimat tanpa terengah-engah saat berolahraga, namun sudah tidak dapat bernyanyi. 

• Pilihan olahraga yang lebih dianjurkan seperti olahraga aerobik, berjalan cepat (jogging) atau bersepeda. Bagi lansia usia > 50th atau pasien dengan low fitness level dapat mencoba “walking football” (suatu jenis sepakbola yang dilakukan dengan berjalan kaki, bukan berlari). 

• Olahraga pagi boleh dilakukan asalkan intensitasnya ringan seperti jalan kaki, boleh juga dilakukan sore hari atau menjelang berbuka, namun hati-hati karena kadar gula darah maupun cairan paling rendah menjelang berbuka. Olahraga juga dapat dilakukan pada malam hari 2 jam setelah makan.

5. Yang terakhir nih dokter, apakah ada tips dari dokter sendiri agar teman-teman tetap sehat dan bugar selama berpuasa?

Menjaga hidrasi tubuh dengan konsumsi cukup air dan membagi konsumsinya dengan merata. Contoh : 2 gelas saat makan sahur, 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah shalat tarawih, dan 2 gelas sebelum tidur. Tapi bagi pasien yang membatasi asupan cairan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai pengaturan cairan saat berpuasa.

Konsumsi makanan yang sehat saat sahur dan berbuka puasa. Hindari makanan yang tinggi garam dan lemak jenuh seperti gorengan, daging berlemak, dan fast food, serta kafein. Perbanyak konsumsi sayur, buah, makanan berserat seperti gandum atau biji-bijian, dan makanan kaya protein. 

• Saat berbuka puasa, hindari makan secara berlebihan dan mulailah dengan makanan yang ringan untuk memberi waktu bagi pencernaan untuk bekerja dengan baik.

• Tetap melakukan aktivitas fisik atau olahraga intensitas ringan-sedang secara rutin selama 30 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu.

• Luangkan waktu untuk istirahat dan tidur yang cukup.

• Apabila memiliki penyakit tertentu, tetap mengkonsumsi obat-obatan yang rutin dikonsumsi. Adapun cara konsumsi obat dapat dikonsultasikan kepada dokter yang merawat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *