CIMSAlert : dr. Bimo Dwi Lukito, Sp.N

Halo, CIMSA!

Kembali lagi nih bersama CIMSAlert edisi Maret 2021! Kali ini, CIMSAlert bakalan ngobrol lagi sama salah satu alumni CIMSA UNAIR yang tentunya kereeen banget, yaitu dr. Bimo Dwi Lukito, Sp.N. Dokter Bimo dulu pernah menjabat sebagai Local Coordinator CIMSA UNAIR 2009-2010, dan sekarang berpraktik sebagai dokter spesialis saraf. Topik yang akan dibahas pada CIMSAlert kali ini adalah salah satu gangguan mental yang cukup sering terjadi pada orang-orang lanjut usia, yang bisa jadi juga dialami oleh keluarga atau orang terdekat teman-teman semua, yaitu demensia.

Demensia sendiri adalah gangguan memori ditambah satu atau beberapa gangguan kognitif lainnya (gangguan keterampilan bahasa, visuospasial, berproses, pemecahan masalah, dan konsentrasi/atensi) disertai ketidakmampuan untuk menjalani aktivitas harian. Demensia ada banyak macamnya nih teman-teman, antara lain demensia vaskular, demensia lewy bodies, demensia frontotemporal, demensia Alzheimer sebagai demensia terbanyak terjadi dan demensia campuran yaitu gabungan dari beberapa penyebab demensia. 

Lalu, apa saja yaa ciri khas dari penderita demensia? “Mungkin kalau orang awam bilang sebagai pikun, tetapi tentu demensia bukan hanya penyakit lupa saja, melainkan diikuti juga gangguan kognitif lainnya,” ujar dr. Bimo. Selain gangguan memori, biasanya pasien demensia juga akan tidak mampu melakukan rutinitas harian, seperti mandi sendiri, memakai baju, makan sendiri, dan rutinitas lainnya. Bercakap-cakap dengan orang lain juga akan menjadi lebih sulit bagi pasien demensia. Mereka cenderung kesulitan menggunakan kata-kata yang tepat atau mengulangi kata-kata yang sudah diutarakan. Seiring kondisi yang semakin berat, persepsi tanggal dan waktu juga dapat terganggu. Jadi, kalau ada orang di sekitar kita yang bilang, “Duh, saya sudah pikun, sering lupa kunci rumah,” atau, “Duh, saya lupa di mana meletakkan kacamata,” padahal kacamatanya sedang dipakai, ini belum tentu mengarah kepada demensia.

Nah, setelah tahu ciri khas dari penderita demensia, tentunya kita juga ingin tau dong ya, apa aja sih sebenarnya faktor risiko terkena demensia? Dokter Bimo menjelaskan kepada CIMSAlert, ada 2 kategori faktor risiko demensia, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan faktor yang dapat dimodifikasi atau dicegah. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor usia, faktor genetik, riwayat trauma kepala, pendidikan rendah. Sedangkan faktor risiko yang sebenarnya masih dapat dicegah antara lain obesitas, diabetes, kebiasaan merokok (aktif maupun pasif), kebiasaan mengonsumsi alkohol, hipertensi, kolesterol tinggi, dan juga kurangnya aktivitas atau olahraga. 

Lalu, apa yang bisa kita lakukan apabila ada orang terdekat yang terduga demensia? Meskipun sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan demensia, kita tetap harus segera membawa orang terdekat yang dicurigai demensia ke dokter spesialis saraf untuk mendapatkan terapi atau penanganan yang tepat. Perlu kita semua ketahui, gejala demensia akan memberat seiring waktu, sehingga perlu kesabaran dan penanganan yang tepat dalam merawat pasien demensia.

Nah, demensia ini ternyata dapat dicegah sejak dini lho, teman-teman! Pencegahan demensia dilakukan bukan hanya saat usia tua saja, malah yang terpenting adalah menjaga gaya hidup supaya risiko terkena demensia bisa berkurang di kemudian hari. Menjaga gaya hidup sehat juga penting untuk menghindari penyakit hipertensi dan diabetes, dimana pengidap penyakit tersebut pada usia 45-60 tahun lebih rentan terkena demensia. Apabila kita memiliki penyakit hipertensi atau diabetes, jangan sampai lupa untuk berobat secara teratur. Rajin berolahraga, menghindari junk food dan alkohol, serta makan makanan bergizi seperti buah, sayur, kacang-kacangan, ikan, minyak olive, dan gandum baik untuk mencegah demensia. Selain itu, sebisa mungkin kita membiasakan diri untuk beraktivitas sosial, melakukan latihan kognitif, tidur yang cukup, dan menghindari depresi yang berkepanjangan. Yang terakhir, teman-teman di sini juga harus rajin belajar, ya! Karena ternyata, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin kecil juga risiko terkena demensia.

Nahh itu dia sedikit obrolan CIMSAlert bersama dr. Bimo Dwi Lukito, Sp.N tentang penyakit demensia. Semoga artikel kali ini bisa bermanfaat untuk kita semua yaa! Akhir kata, CIMSAlert ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dokter Bimo atas kesediaannya menjadi narasumber CIMSAlert kali ini, sehat-sehat selalu yaa dok! Sampai bertemu di CIMSAlert edisi selanjutnyaa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *